a. Latar Belakang
Kepulauan Riau terutama Kota Batam telah banyak kehilangan hutan dataran rendahnya. Kepulauan Riau merupakan kepulauan yang kaya akan keanekaragaman hayati. Namun tingkat kerusakan hutan juga tinggi disini. Penyebabnya yang paling besar adalah kebakaran dan alih fungsi lahan untuk pemukiman dan industri.
Tercatat hingga awal Maret 2014 seluas 265 hektare hutan lindung terbakar dan data tahun 2015 wilayah Batam kehilangan 800 ha hutan mangrove (BAPEDAL Kota Batam) dari 24% Hutan Mangrove saat ini tersisa 4,2 %
Keberadaan Kebun Raya Batam menjadi harapan sekaligus benteng terakhir untuk menjaga dan melestarikan kekayaan keanekaragaman hayati di kota Batam secara khususnya dan Kepulauana Riau Umumnya.
b. Fungsi Kebun Raya Batam
- Konservasi: Kebun Raya seringkali memiliki koleksi tumbuhan yang luas dan beragam, termasuk spesies langka atau terancam punah. Mereka berperan sebagai tempat konservasi untuk melestarikan keanekaragaman hayati dan genetik tumbuhan.
- Pendidikan: Kebun Raya merupakan sumber pengetahuan tentang tumbuhan bagi masyarakat umum, siswa, dan para peneliti. Mereka menyediakan informasi tentang ekologi tumbuhan, taksonomi, dan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
- Rekreasi: Sebagai tempat wisata, kebun raya menawarkan pengalaman alam yang menyenangkan bagi pengunjung. Mereka juga sering kali memiliki fasilitas pendukung seperti jalur hiking, kafe, dan pusat interaktif untuk menarik pengunjung.
- Penelitian: Kebun Raya menyediakan lingkungan yang ideal untuk penelitian ilmiah tentang berbagai aspek tumbuhan, termasuk ekologi, fisiologi, dan genetika. Mereka juga bisa menjadi tempat studi untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, dan menjaga spesimen tumbuhan.
- Pengembangan tanaman: Kebun Raya sering terlibat dalam kegiatan pengembangan tanaman untuk keperluan komersial atau pertanian. Mereka menyediakan tempat untuk menguji adaptasi tanaman baru, hibridisasi, dan penelitian varietas baru.
c. Sejarah
Dinas Perakimtan – Sejarah singkat Kebun Raya Batam, berawal dari penandatanganan MoU antara LIPI – Walikota Batam – BP Kawasan Di Bogor pada tanggal18 Mei 2012, kemudian pada tanggal 21 Mei Tahun 2013 di lanjutkankan dengan penandatanganan Naskah Kerjasama antara Pusat Konservasi Tumbuhan – LIPI dengan Pemerintah Kota Batam.
Kebun Raya Batam terletak di Kelurahan Sambau tepatnya berada di Jalan Hang Lekiu KM 4 – Kecamatan Nongsa Kota Batam. Kebun Raya Batam seluas 85.662ha hanya berjarak 10 KM dari Bandara Hang Nadim atau 15 KM dari Batam Center. Lokasi ini merupakan kawasan pariwisata dan pintu masuk jalur internasional, terutama Negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan juga Negara tetangga lainnya. Dan Kebun Raya Batam saat ini di kelola oleh Dinas Perumahan Rakyat Permukiman dan Pertamanan.
Berdasarkan Perwako Nomor 22 Tahun 2014 terbentuklah UPT Kebun Raya Batam pada tanggal 28 April 2014. Kemudian tanggal 28 Agustus 2014 Menteri Pekerjaan Umum melakukan Ground Breaking Kebun Raya Batam. Pada tanggal 14 Nopember 2017 dilakukan Soft Launching Kebun Raya Batam dengan mengangkat tema Konservasi ex situ Spesies Tumbuhan Pesisir dan Pulau-pulau kecil Indonesia.

Kepala UPT Kebun Raya Batam Bapak Adek Lanovia mengatakan bahwa keanekaragaman hayati di zona koleksi ditanam berdasarkan klasifikasi tanaman (famili) yang merupakan hasil eksplorasi dari pulau-pulau kecil di Batam dan Kepulauan Riau. Sesuai dengan tema Kebun Raya Batam yaitu Konservasi tumbuhan pesisir dan pulau-pulau kecil. Jumlah bibit tanaman koleksi saat ini sebanyak 9454 tanaman non Anggrek dan + 377 tanaman Anggrek, semua itu hasil eksplorasi Pusat Konservasi Tumbuhan KR Bogor – LIPI yang sudah melakukan sebanyak 7 kali yakni antara lain di pulau Batam baik di Mainland dan Hinterland, di Pulau Bintan (gunung Bintan Besar dan gunung Bintan Kecil ) dan di pulau Karimun tanaman Koleksi 2472 tanaman, tanaman pengarah + 3037 tanaman, Keruing, Meranti, Sarang semut, Bintangur, Mangis-mangisan, anggrek raksasa/tebu, Gaharu, Pulai, Pasak bumi, Pelawan, Kantung semar.
Sementara itu Kabid Pertamanan Bapak Irwan Saputra menambahkan, bahwa Kebun Raya Batam Selain dibangun sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) percontohan daerah perkotaan Indonesia dan juga sebagai Penelitian, Pendidikan, Wisata Lingkungan, juga sebagai sarana tempat belajar alam bagi para siswa/i dan menjadi pusat pelatihan bagi para ilmuwan dalam pengkajian bertujuan untuk Konservasi spesies tumbuhan pesisir, Konservasi Tumbuhan Endemik (Tumbuhan asli daerah) di pantai Timur dan Barat Sumatera. Oleh karena itu terntunya kita berharap agar seluruh stakeholder mempunyai perhatian dalam berbagai hal untuk kebaikan Kebun Raya ini.

Kepala Dinas Perumahan Rakyat Permukiman dan Pertamanan (DISPERAKIMTAN) Kota Batam Bapak Eryudhy Apriadi mengatakan, Kebun Raya Batam akan di Launching pada Tanggal 22 Desember 2018, tetapi meski belum resmi dibuka, Kebun Raya Batam sudah banyak dikunjungi masyarakat, juga pelancong dari dalam dan Luar Negeri. Sebagai tempat edukasi sekaligus wisata Kebun Raya Batam didatangi sekitar 800 orang pengunjung disetiap minggunya, selain koleksi tanaman dan taman warna warni, Kebun Raya Batam juga dilengkapi gerbang, gedung pengelola, rumah kompos, paranet untuk pembibitan, rumah kaca untuk anggrek, embung air, instalasi pengolahan air, jalan lingkar, jalan koleksi dan semua itu merupakan spot yang indah untuk didokumentasikan. Eryudhi menambahkan, Kedepan tentunya kita terus berbenah dan meningkatkan dari segala segi untuk menjadi lebih baik dan kami berharap kita semua tanpa terkecuali seperti yang disampaikan Bapak Walikota Batam bahwa Batam ini milik kita mari sama-sama kita jaga dan kita rawat, tutupnya.
